They’re gone, but not forgotten
- Updated: December 11, 2013
Ini kedua kalinya Persija berpisah dengan Bepe (Sebenernya sih ketiga, hanya saja kepindahannya ke EHC Norad tahun 2000, belum memunculkan keterikatan emosi yang kuat. Tambahan juga perpindahannya ke sana tidak lama). Dua kali buat gue melihat perginya ikon klub Jakarta ini. Tetapi dibandingkan dengan kasus perpindahannya ke Selangor FC dulu, ini lebih menyedihkan. Dia pergi dengan keadaan seperti bukanlah seorang yang pernah membawa Persija juara. Dia pergi dengan status sebagai legenda hidup, sisa kejayaan Persija saat menjadi juara tahun 2001 yang haknya belum dibayarkan oleh yang berkewajiban atas haknya.
It’s hard to let him go. Tapi juga gak bisa kita melihat dia dikecewakan terus menerus. Gue baca wawancaranya di salah satu halaman berita olahraga, dia bilang dia lega. Jika memang dia lega, gue yang-sudah-suka-sama-dia-sejak-tahun1999 pun ikutan merasa lega. Setelah sebelumnya melihat Leo Saputra menjadi bagian ke Persebaya, dan kini Bepe menuju PBR.
Kenapa? Akhirnya, mereka menemukan tempat untuk berkerja lagi. Biar bagaimanapun, mereka adalah pemimpin keluarga. Apa yang mereka perjuangkan adalah hak mereka, dimana di dalamnya ada kewajiban dan tanggung jawab untuk keluarga mereka. Jadi, biarkan mereka pergi dengan kelegaan itu. Dibandingkan mempertahankan mereka dengan kekecewaan karena kelalaian beberapa pihak. Hidup adalah pilihan dengan berbagai pertimbangan. Ada yang harus diperjuangkan, ada yang harus dikorbankan. Tapi satu yang pasti, yang Bepe dan teman-temannya perbuat pasti demi kebaikan.
Yes, They’re gone, but not forgotten. Terima kasih untuk perjuangan Bepe dan teman-temannya. Allah bersama orang-orang yang mau berusaha dan bersabar, Dia tidak buta. Saya percaya, suatu hari nanti orang-orang baik seperti mas Bepe dan teman-temannya akan kembali ke Persija. Someday, we’ll be together again , someday.. Someday.. (@Heydudeimedja/JO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar